Aku yang hidup dalam mimpi
Aku yang berdiri dalam mimpi
Kini semua mimpi-mimpi ini, ku tebarkan di bawah telapak kakimu yang suci
Berjalanlah dengan perlahan
Berjalanlah dengan kelembutan...wahai wanita yang ku puja
Karena kau sedang berjalan di atas mimpi-mimpiku
Jangan...jangan kau injak mimpi-mimpiku
Karena ku tak kuasa menahan tetesan air mata ini
Yang membuat alam tak terbatas bergetar
Jangan Tuhan...
Jangan bebani kesempurnaan pribadinya
Dengan kalimat-Mu dalam pondasi keenam dan ketujuh
Ini kesalahanku
Yang telah menebarkan mimpi terlalu banyak di alam ini
Biarkan aku hidup dalam takdir-Mu
Aku hanya ingin membuat-Mu bahagia
Atas apa yang telah Kau ciptakan melalui karya-karya hidupku
Aku yang hidup dengan mimpi
Aku yang berjalan dengan mimpi
Semua mimpi-mimpi ku adalah nyata bagiku
Simpanlah kata-katamu
Akan ku simpan mimpi-mimpiku
Dalam perwujudan yang nyata
Senin, 15 Februari 2010
Minggu, 14 Februari 2010
Kalam Insan
Gemiricik air mengalun
Melenggang dengan segala keangkuhan
Menyuap segala terucap
Hening...tak berbekas
Terlambat, kau pandang segala
Telah merapat lukamu dalam dera
Menyibak semua kelam dalam angan
Membunuh segala tabir harapan
Bangunlah mahluk Tuhan
Pandanglah wahai insan
Ia kan mati...mati perlahan
Bersama tiupan angin harapan
Copyright © 2010 by Visarah Novicca
Melenggang dengan segala keangkuhan
Menyuap segala terucap
Hening...tak berbekas
Terlambat, kau pandang segala
Telah merapat lukamu dalam dera
Menyibak semua kelam dalam angan
Membunuh segala tabir harapan
Bangunlah mahluk Tuhan
Pandanglah wahai insan
Ia kan mati...mati perlahan
Bersama tiupan angin harapan
Copyright © 2010 by Visarah Novicca
Jumat, 12 Februari 2010
Melati Tanpa Warna
Tak terasa waktu berjalan cepat
Kini, waktu yang di nanti tibalah jua
Melati tanpa warna membawa berita
Berita tanpa kata
Semua berlalu bagai cahaya kilat
Diiringi gemuruh suara jiwa
Melati tanpa warna membawa duka
Duka
Kini, waktu yang di nanti tibalah jua
Melati tanpa warna membawa berita
Berita tanpa kata
Semua berlalu bagai cahaya kilat
Diiringi gemuruh suara jiwa
Melati tanpa warna membawa duka
Duka
Minggu, 07 Februari 2010
Wanita Dusta
Hari-hari bahagia, kini t'lah berganti duka
Semua impian yang ada, kini t'lah sirna
Ditelan oleh waktu, karena kebodohanku
Karena cinta, semua jadi bencana
Karena benci, kau khianati semua
Kini sempurna sudah
Kau...wanita yang ku cinta, hatimu bagai serigala
Kau...wanita yang ku sayang, hatimu dipenuhi nafsu dunia
Ya Allah...ampunilah aku
Karena t'lah dibutakan oleh manisnya kata cinta
Ya Allah...ampunilah dirinya dengan cara-Mu
Karena ku tak berhak membalasnya
Kau...wanita dusta...
Semua impian yang ada, kini t'lah sirna
Ditelan oleh waktu, karena kebodohanku
Karena cinta, semua jadi bencana
Karena benci, kau khianati semua
Kini sempurna sudah
Kau...wanita yang ku cinta, hatimu bagai serigala
Kau...wanita yang ku sayang, hatimu dipenuhi nafsu dunia
Ya Allah...ampunilah aku
Karena t'lah dibutakan oleh manisnya kata cinta
Ya Allah...ampunilah dirinya dengan cara-Mu
Karena ku tak berhak membalasnya
Kau...wanita dusta...
Kau
Tak terungkap kata untuk menyiratkanmu
Tak terurai warna untuk menggambarkanmu
Angin selalu berganti arah
Menghempas lautan berganti ombak
Cintaku tak tergantikan oleh waktu
Walau luka kadang menghampiri
Kaulah keajaibanku
Walau senyum tertahan mentari
Kaulah cintaku
Tak terurai warna untuk menggambarkanmu
Angin selalu berganti arah
Menghempas lautan berganti ombak
Cintaku tak tergantikan oleh waktu
Walau luka kadang menghampiri
Kaulah keajaibanku
Walau senyum tertahan mentari
Kaulah cintaku
Langganan:
Postingan (Atom)